WELCOME TO OUR BLOG

Minggu, 23 Oktober 2011

About Us

Aku dan Dewi adalah teman sebangku.Kita saling mengenal dari kelas X karna kita satu organisasi.Yups, lumayan lama ya.Memang kita sudah kenal lama bahkan sudah sangat akrab.Tapi terkadang kita belum bisa mengerti satu sama lain.Buat kita teman dan organisasi sudah menyatu dalam diri kita.Ketika ada masalah dalam organisasi atau pribadi kita pasti tau.Bahkan tentang cowok pun kita sudah saling tau.Dewi sudah punya satu cowok yang memang sangat dia sayang.Kalau aku sih tunggu dulu.Nunggu sekolah kelar dulu.Kita punya kegemaran yang berbeda karna memang kita tak sama.Kalau Dewi hobinya menyanyi aku hobinya baca.Tapi kita memang senagn baca buku apalagi buku motivasi.

Satu motivasi yang sering kita pegang yaitu :

  1. Disiplin nafasku
  2. Kesetiaan adalah kebanggaanku
  3. Kehormatan adalah segala-galanya

Cedera Karena Radiasi


DEFINISI
Cedera Akibat Radiasi adalah kerusakan jaringan akibat /radiasi/
(penyinaran).

Radiasi adalah gelombang atau partikel berenergi tinggi yang berasal
dari sumber alami atau sumber yang sengaja dibuat oleh manusia.
Cedera jaringan bisa terjadi akibat pemaparan singkat radiasi tingkat
tinggi atau pemaparan jangka panjang radiasi tingkat rendah.
Beberapa efek yang merugikan dari radiasi hanya berlangsung singkat,
sedangkan efek lainnya bisa menyebabkan penyakit menahun.

Efek dini dari radiasi dosis tinggi akan tampak jelas dalam waktu
beberapa menit atau beberapa hari. Efek lanjut mungkin baru tampak
beberapa minggu, bulan atau bahkan bertahun-tahun kemudian.
/Mutasi/ (pergeseran) bahan /genetik/ dari sel-sel organ kelamin akan
tampak jelas hanya jika korban pemaparan radiasi memiliki anak, dimana
anaknya mungkin terlahir dengan kelainan genetik.

PENYEBAB
Dulu sumber radiasi yang berbahaya hanya /sinar X/ dan bahan radioaktif
yang terjadi secara alami (misalnya /uranium/ dan /radon/).
Sinar X yang digunakan dalam prosedur /diagnostik/ pada saat ini
memiliki efek radiasi yang lebih sedikit dari sinar X yang digunakan
pada masa lalu.
Sumber radiasi tingkat tinggi yang paling sering ditemukan adalah bahan
radioaktif yang dibuat oleh manusia, yang digunakan dalam berbagai
pengobatan medis, laboratorium ilmiah, industri dan /reaktor tenaga
nuklir/.

Sejumlah besar radiasi secara tidak sengaja telah lepas dari pembangkit
tenaga nuklir, termasuk pembangkit di Kepulauan 3 Mil pada tahun 1979
dan Chernobil di Ukraina pada tahun 1986.
Kecelakaan di Kepulauan 3 Mil tidak mengakibatkan pemaparan radiasi yang
berat; tetapi penduduk yang tinggal di sekitar Chernobil mengalami
pemaparan yang lebih berat, lebih dari 30 orang yang meninggal dan lebih
banyak lagi yang terluka. Radiasi sampai ke Eropa, Asia dan Amerika
Serikat.

# Radiasi diukur dalam berbagai unit yang berbeda: /Roentgen/ (/R/)
mengukur jumlah radiasi dalam udara
# /Gray/ (/Gy/) merupakan jumlah energi yang benar-benar diserap oleh
berbagai jaringan atau bahan yang terkena radiasi
# Beberapa jenis radiasi lebih bisa menyerang organisme biologis, karena
itu digunakan satuan /sievert/ (/Sv/) untuk menggambarkan kekuatan efek
radiasi pada tubuh dengan jumlah energi terserap yang sama.

Efek kerusakan yang terjadi tergantung kepada:

   1. Jumlah (dosis)
      Dosis tunggal yang diberikan dalam waktu singkat bisa berakibat
      fatal, tetapi dosis yang sama yang diberikan selama beberapa
      minggu atau beberapa bulan bisa hanya menimbulkan efek yang ringan.
   2. Lamanya pemaparan
   3. Kecepatan pemaparan.
      Jumlah dosis total dan kecepatan pemaparan menentukan efek radiasi
      terhadap bahan genetik pada sel.
   4. Banyaknya bagian tubuh yang terkena radiasi
      Jika disebarluaskan ke seluruh permukaan tubuh, radiasi yang lebih
      besar dari 6 gray biasanya menyebabkan kematian, tetapi jika hanya
      diarahkan kepada sebagian kecil permukaan tubuh (seperti yang
      terjadi pada terapi kanker), maka 3-4 kali jumlah tersebut bisa
      diberikan tanpa menimbulkan efek yang berbahaya bagi tubuh
   5. Penyebarluasan radiasi di dalam tubuh
      Bagian tubuh dimana sel-sel membelah dengan cepat (misalnya usus
      dan sumsum tulang), lebih mudah mengalami kerusakan akibat radiasi
      daripada sel-sel yang membelah secara lebih lambat (misalnya otot
      dan tendo).
      Oleh karena itu, selama menjalani terapi radiasi untuk kanker,
      diusahakan agar bagian tubuh yang lebih peka terhadap radiasi
      dilindungi sehingga bisa digunakan radiasi dosis tinggi.

Kecepatan dosis adalah jumlah radiasi yang diterima seseorang selama
periode waktu tertentu.
Kecepatan dosis radiasi dari lingkungan yang tidak dapat dihindari
adalah rendah, yaitu sekitar 1-2 miligray/tahun (1 miligray sama dengan
1/1,000 gray), yang tidak menimbulkan efek pada tubuh.
Efek radiasi sifatnya kumulatif, setiap pemaparan baru akan ditambahkan
kepada pemaparan sebelumnya untuk menentukan dosis total dan kemungkinan
efeknya pada tubuh. Semakin tinggi kecepatan dosis atau dosis totalnya,
maka semakin besar kemungkinan timbulnya resiko.

GEJALA
Pemaparan radiasi menyebabkan 2 jenis cedera, yaitu /akut/ (segera) dan
/kronik/ (menahun).

# Sindroma radiasi akut bisa menyerang berbagai organ yang berbeda:
/Sindroma otak/ terjadi jika dosis total radiasi sangat tinggi (lebih
dari 30 gray) dan selalu berakibat fatal.
Gejala awal berupa mual dan muntah, lalu diikuti oleh lelah, ngantuk dan
kadang koma. Gejala ini kemungkinan besar disebabkan oleh adanya
peradangan otak.
Beberapa jam kemudian akan timbul /tremor/ (gemetar), kejang, tidak
dapat berjalan dan kematian.
# /Sindroma saluran pencernaan/ terjadi akibat dosis total radiasi yang
lebih rendah (tetapi tetap tinggi, yaitu 4 gray atau lebih).
Gejalanya berupa mual hebat, muntah dan diare, yang menyebabkan
/dehidrasi/ berat. Pada awalnya gejala timbul akibat kematian sel-sel
yang melapisi saluran pencernaan.
Gejala tetap ada akibat lepasnya lapisan saluran pencernaan secara
progresif dan akibat infeksi bakteri. Pada akhirnya, sel-sel yang
menyerap zat gizi dihancurkan seluruhnya dan darah merembes dari daerah
yang terluka ke dalam usus.
Mungkin akan tumbuh sel-sel yang baru, biasanya dalam waktu 4-6 hari
setelah pemaparan. Tetapi meskipun terjadi pertumbuhan sel yang baru,
penderita sindroma ini kemungkinan akan meninggal karena adanya /gagal
sumsum tulang/, yang biasanya terjadi 2-3 minggu kemudian.
# /Sindroma hematopioetik/ menyerang sumsum tulang, limpa dan kelenjar
getah bening, yang kesemuanya merupakan tempat pembentukan sel-sel darah
yang utama.
Sindroma ini terjadi jika dosis total mencapai 2-10 gray dan diawali
dengan berkurangnya nafsu makan, apati, mual dan muntah. Gejala yang
paling berat terjadi dalam waktu 6-12 jam setelah pemaparan dan akan
menghilang dalam waktu 24-36 setelah pemaparan.
Selama periode bebas gejala, sel penghasil darah di dalam limpa,
kelenjar getah bening dan sumsum tulang, mulai berkurang sehingga
sel-sel darah merah dan putihpun sangat berkurang. Kekurangan sel darah
putih seringkali menyebabkan terjadinya infeksi yang berat.
Jika dosis total lebih dari 6 gray, maka biasanya kelainan fungsi
hematopoietik dan saluran pencernaan akan berakibat fatal.

Pada sebagian kecil pasien, /sakit radiasi akut/ terjadi setelah
menjalani terapi radiasi, terutama pada perut. Gejalanya berupa mual,
muntah, diare, nafsu makan menurun, sakit kepala, merasa tidak enak
badan dan denyut jantung meningkat.
Gejala biasanya menghilang dalam beberapa jam atau beberapa hari.
Penyebabnya belum diketahui.

Pemaparan berulang atau pemaparan jangka panjang oleh radiasi dosis
rendah dari /implan radioaktif/ atau sumber eksternal, bisa menyebabkan:
- terhentinya menstruasi (/amenore/)
- berkurangnya kesuburan pada pria dan wanita
- berkurangnya gairah seksual (/libido/) pada wanita
- /katarak/
- berkurangnya jumlah sel darah merah (/anemia/), sel darah putih
(/leukopenia/ dan /trombosit/ (/trombositopenia/).

Dosis sangat tinggi pada bagian tubuh tertentu bisa menyebabkan rambut
rontok, kulit menipis dan terbentuknya luka terbuka (/ulkus/, borok),
kapalan dan /spider nevi/ (daerah kemerahan seperti laba-laba akibat
pelebaran pembuluh darah kecil di bawah permukaan kulit). Lama-lama bisa
terjadi /kanker kulit sel skuamosa/.
Tumor tulang bisa tumbuh bertahun-tahun setelah menelan senyawa
radioaktif tertentu, misalnya garam radium.

Kadang cedera berat pada organ yang terkena radiasi terjadi beberapa
bulan/tahun setelah menjalani terapi radiasi untuk kanker:
# Fungsi ginjal bisa menurun dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun setelah
penderita menerima dosis radiasi yang sangat tinggi; juga bisa terjadi
anemia dan tekanan darah tinggi.
# Penimbunan radiasi dosis tinggi di dalam otot bisa menyebabkan nyeri,
penciutan otot (/atrofi/) dan penimbunan kalsium di dalam otot yang
teriritasi. Meskipun sangat jarang terjadi, perubahan ini bisa
menyebabkan tumor otot ganas.
# Radiasi pada tumor paru bisa menyebabkan peradangan paru (/pneumonitis
radiasi/) dan radiasi dosis tinggi bisa menyebabkan pembentukan jaringan
parut yang hebat pada paru-paru (/fibrosis/), yang bisa berakibat fatal.
# Jantung dan kantungnya bisa mengalami peradangan setelah diberikan
radiasi yang luas pada tulang dada dan dada.
# Penimbunan radiasi di dalam /korda spinalis/ bisa menyebabkan kerusakan
hebat yang berakhir dengan kelumpuhan.
# Radiasi ekstensif pada perut (untuk kanker kelenjar getah bening, buah
zakar atau indung telur) bisa menyebabkan terbentuknya ulkus kronis,
jaringan parut dan /perforasi/ pada usus.

Radiasi merubah bahan genetik pada sel-sel yang sedang membelah.
Perubahan pada sel-sel yang berada di luar sistem reproduksi bisa
menyebabkan kelainan pada pertumbuhan sel, misalnya dalam bentuk kanker
atau katarak.

Pada hewan percobaan di laboratorium, jika indung telur dan buah zakar
terkena radiasi, kemungkinan keturunannya nanti mengalami kelainan
genetik (mutasi) akan meningkat, tetapi efek ini pada manusia belum
terbukti.
Beberapa ahli yakin bahwa dibawah dosis tertentu, radiasi tidak
berbahaya; sedangkan ahli lainnya berpendapat bahwa setiap radiasi pada
indung telur dan buah zakar bisa berbahaya.
Karena faktanya belum diketahui, kebanyakan ahli menganjurkan untuk
meminimalkan radiasi, baik sebagai pengobatan maupun radiasi di tempat
kerja.
Kemungkinan terjadinya penyakit akibat radiasi atau mutasi genetik
diperkirakan sebesar 1 diantara 100 untuk setiap 1 gray, dan rata-rata
orang menerima sekitar 0,002 gray radiasi/tahun.

DIAGNOSA
Jika seseorang menjadi sakit setelah menjalani terapi radiasi atau
setelah terkena radiasi dalam suatu kecelakaan, maka kemungkinan telah
terjadi cedera akibat radiasi.
Tidak ada pemeriksaan khusus untuk mendiagnosis keadaan ini. Pemeriksaan
darah dan sumsum tulang berulang bisa memberikan informasi tambahan
tentang beratnya cedera yang terjadi.

Radiasi kronik yang pemaparannya tidak diketahui atau tidak dihiraukan,
sulit atau bahkan tidak mungkin terdiagnosis.
Jika diduga telah terjadi suatu cedera akibat radiasi, biasanya dicari
kemungkinan terjadinya pemaparan di tempat kerja dan dilakukan
pemeriksaan /kromosom/ (pembawa bahan genetik di dalam sel) secara
periodik meskipun hasilnya mungkin tidak pasti.
Pemeriksaan mata juga dilakukan secara periodik untuk mengetahui adanya
katarak.

PENGOBATAN
Kulit yang terkontaminasi oleh bahan radioaktif harus segera dicuci
dengan air yang banyak dan (jika ada) dengan larutan yang memang dibuat
untuk mencuci bahan radioaktif.
Luka tusuk yang kecil harus benar-benar dibersihkan agar semua partikel
radioaktif terbuang meskipun menimbulkan nyeri.
Jika bahan radioaktif tertelan, harus dirangsang untuk muntah.
Pemaparan radioaktif yang berlebihan mungkin perlu dipantau dengan
pemeriksaan pernafasan dan air kemih untuk radioaktif.

Sindroma otak akut selalu berakibat fatal, karena itu pengobatan
dimaksudkan untuk mengurangi nyeri, kecemasan dan gangguan pernafasan.
Untuk mengatasi kejang diberikan obat penenang.

Gejala sakit radiasi akut akibat terapi radiasi pada perut bisa
dikurangi dengan obat anti-mual dan anti-muntah yang diberikan sebelum
pasien menjalani terapi radiasi.

Sindroma saluran pencernaan bisa diatasi dengan anti-muntah, obat
penenang dan makanan lunak. Cairan diberikan sesuai dengan kebutuhan.
Pada 4-6 hari sesudah radiasi, dilakukan transfusi darah berulang dan
diberikan antibiotik, sampai sel-sel baru mulai tumbuh di dalam saluran
pencernaan.

Pada sindroma hematopoietik, untuk menggantikan sel darah yang hilang
dilakukan transfusi.
Untuk mencegah infeksi diberikan antibiotik dan penderita dijauhkan dari
orang-orang yang sedang menderita suatu infeksi.
Kadang dilakukan pencangkokkan sumsum tulang, tetapi angka
keberhasilannya rendah.

Langkat pertama untuk mengatasi efek lanjut dari pemaparan jangka
panjang adalah menghilangkan sumber radiasi.
Bahan radioaktif tertentu (misalnya radium, torium dan radiostrontium)
dapat dibuang dari dalam tubuh dengan obat-obatan yang menempel pada
bahan tersebut dan kemudian dibuang melalui air kemih. Obat-obat
tersebut akan sangat efektif jika diberikan segera setelah terjadinya
pemaparan.
Luka terbuka dan kanker diangkat atau diperbaiki melalui pembedahan.
Pengobatan /leukemia/ akibat radiasi adalah dengan /kemoterapi/. Sel
darah bisa digantikan melalui transfusi tetapi tindakan ini hanya
bersifat sementara karena sumsum tulang yang telah mengalami kerusakan
akibat radiasi tidak mungkin tumbuh kembali.
Tidak ada pengobatan yang dapat mengembalikan kesuburan, tetapi kelainan
fungsi indung telur dan buah zakar yang menyebabkan rendahnya kadar
hormon seksual dapat diatasi dengan /terapi sulih hormon/.


*PROGNOSIS*

Prognosis tergantung kepada dosis, kecepatan dosis dan penyebaran bahan
radiasi di seluruh tubuh.
Pemeriksaan darah dan sumsum tulang berulang bisa memberikan informasi
tambahan tentang beratnya cedera yang terjadi.

Prognosis pada sindroma otak atau saluran pencernaan sangat buruk.
Sindroma otak bisa berakibat fatal dalam waktu beberapa jam atau
beberapa hari, dan sindroma saluran pencernaan biasanya akan menjadi
fatal dalam waktu 3-10 hari, meskipun ada beberapa penderita yang
bertahan hidup sampai beberapa minggu.
Sindroma hematopoietik seringkali menyebabkan kematian dalam waktu 8-50
hari; kematian akibat infeksi yang berat terjadi dalam waktu 2-4 minggu
setelah pemaparan, kematian akibat perdarahan hebat terjadi dalam
waktu3-6 minggu setelah pemaparan.

Jumat, 21 Oktober 2011

PENYAKIT CROHN

Penyakit ini merupakan peradangan saluran cerna .biasanya menyerang dinding usus halus  yang menyebabkan sakit dan pembengkakan .tetapi dapat mengenai bagian lain dari saluran di mulut – dubur .


penyakit CROHN ini disebabkan system pertahanan tubuh. Adanya penyakit Autuimun (tubuh mengganggap usus sebagai benda asing ) Akibatnya tubuh membuat sel imun seperti T yang merubah dinding  usus.Gejala dari penyakit ini :
-Nyeri Perut dan Diare
-Kurang Nafsu Makan
-Penurunan Berat Badan
Pada tempat peradangan terbentuk jaringan parut /fibrosa. jaringan kelas ini membuat saluran menyempit /tersumbat sama sekali.selanjutnya setiap retakan didinding saluran cerna dapat robek sehingga  terjadi lubang kecil (perforasi)di dinding yang mengakibatkan perdarahan dari dubur dan terbentuk Abses .Estula membentuk saluran abnormal (fiskula )

Penyakit ini didiagnosis oleh Penyakit Kolitis Ulseratif (penyakit peradangan usus besar mengenai kolon dan rectum ),penderita diperiksa menggunakan endoskop tabung serat kaca yang mempunyai lampu dimasukkan ke mulut .untuk meneliti saluran pencernaan yang meradang.

Kamis, 20 Oktober 2011

PENYAKIT SARS

Diawal  tahun 2003,The World Health Organization  (WHO) mengeluarkan peringatan kesehatan yang pertama dalam lebih dari 10 tahun .Peringatan ini berisikan munculnya penyakit yang sama sekali baru .(Sindrom pernafasan akut yang parah ).SARS adalah penyakit yang berbahaya ,cenderung mengalami efek panjang seperti,jaringan parut fibrosa pada paru

Penyebab dari penyakit ini disebabkan oleh virus yang menyebabkan Sars baru dikalangan medis .tetapi merupakan anggota keluarga Coronavirus ,(suatu kelas yang sudah diketahui mampu menyebabkan pilek dan beberapa infeksi pernapasan lainya )Virus baru yang diambil dari penderita penyakit diidentifikasi dengan mikroskop electron dan mewujudkan penampilan coronaviunjukkan brus yang tipikal.secara formal corona ini diidentifikasi sebagai SARS


Penelitian antibody menunjukkan bahwa virus belum pernah beredar pada manusia ,RNA virus dalam jumlah besar ditemukan dalam dahak pasien.corona virus baru dengan cepat terlihat menyebar melalui batuk ,bersin dan kontak tangan .Awan Droplet cawan yang hampir tidak dapat  terlihat tercemar  berat dengan virus ,tersebar luas setiap kali penderita batuk.

SARS didiagnosis jika penderita mengalami penyakit pernapasan yang tidak diketahui penyebabnya .                                                                                        -Temperature Pernafasan Tubuh harus diatas 38,0 derajat  C                                           -Ada Gejala seperti sesak nafas / sulit bernafas,batuk  ladikasi kurangnya   pasokan oksigen ke dalam darah                                                                                          -Demam ,dan Mempunyai suhu tubuh normal selama beberapa hari sebelum akhirnya mengalami sakit parah .                                                                                      -Pemeriksaan darah .